Pencegahan dan pembatasan kebakaran Hutan dataran rendah biasanya memiliki kelembaban tinggi dan suhu stabil, sehingga risiko kebakaran biasanya diabaikan. Ketika hutan ditebang, kanopi dibuka sampai mengakibatkan kelembaban rendah dan suhu yang lebih tinggi, menyebabkan peningkatan risiko dan peristiwa kebakaran (Agus dan Wahdini 2008). Gambut kering sangat rentan terhadap kebakaran. Kebakaran alami dan kebakaran buatan manusia dapat dengan cepat menyebar tak terkendali di wilayah yang luas (Harrison et al. 2009). Meskipun pembakaran gambut dilarang oleh hukum Indonesia, 459 peristiwa kebakaran telah dicatat oleh satelit di rawa gambut Tripa antara bulan November 2000 dan Agustus 2010 (NASA / University of Maryland 2002). (Peta 25).
Kerugian dari kebakaran tersebut terhadap kesehatan manusia dan perekonomian secara
keseluruhan sangat besar. Asap
berbahaya yang bersumber dari kebakaran di Indonesia pada tahun 1997 dan 1998 berdampak pada sekitar 20 juta orang di kawasan Asia Tenggara. Kebakaran ini juga berdampak pada pariwisata dan transportasi, kerusakan tanaman dan kayu, perawatan kesehatan, dan lain-lain diperkirakan mengakibatkan kerugian mencapai sekitar 10 miliar dolar AS (Rp 90 triliun ) (Barber dan Schweithelm 2000).
Pertanian Penurunan produksi pertanian sebagai akibat hilangnya hutan merupakan gabungan dari banyak faktor seperti erosi, perubahan tabel air tanah, perubahan frekuensi banjir dan kerusakan serta
Buah durian tampak bergantungan di pohon (Perry van Duijnhoven)
Seorang wanita sedang memetik kopi di perkebunan Aceh Tengah (Perry van Duijnhoven)