dalam upaya membatasi emisi karbon (Stern 2006). Ketika mengevaluasi peran habitat orangutan sumatera dalam penyerapan karbon, perlu dibedakan antara kontribusi relatif stok karbon di atas permukaan tanah dengan karbon di bawah permukaan tanah.
Jumlah penyimpanan karbon di atas permukaan tanah dalam hutan adalah bervariasi, terutama tergantung pada kelimpahan spesies pohon sangat besar dengan kerapatan kayu yang tinggi. Karena pohon-pohon seperti ini menyimpan karbon paling banyak (Baker et al. 2004). Namun demikian, secara umum diterima bahwa jumlah karbon yang tersimpan pada biomasa kayu di atas tanah pada hutan tropis bervariasi antara 170 dan 250 ton karbon per hektar (tC/ha) Malhi et al. 2006; Chave et al. 2008; Lewis et al. 2009) (Peta 21).
Di areal hutan tanah mineral, karbon juga tersimpan di bawah tanah, disamping itu juga terdapat pada lapisan lahan gambut yang berhutan. Sebagian besar karbon tersimpan dalam kondisi anaerobik basah dalam lapisan gambut di bawah permukaan tanah. Akumulasi gambut terjadi dalam waktu sangat lama, bisa ribuan tahun dan dapat membentuk lapisan gambut hingga kedalaman beberapa meter (Rieley et al. 2008). Oleh karena itu, lahan gambut merupakan tempat penyimpanan karbon yang paling efisien dari segi arealnya dibandingkan dengan ekosistem darat manapun dan lahan gambut itu merupakan rumah bagi orangutan sumatera dengan kepadatan populasi tertinggi ( Jaenicke et al. 2008).
Tiga daerah rawa gambut pesisir, yakni Tripa, Kluet dan Singkil merupakan habitat paling penting bagi populasi orangutan