Untuk Batang Toru nilainya antara Rp33.399.000 (3.711 dolar AS) hingga Rp100.665.000 (11.185 dolar AS)/ha dan untuk Tripa nilainya antara Rp66.780.000 (7.420 dolar AS) hingga Rp198.845.000 (22.094 dolar AS)/ha (Grafik 4).
Air Sungai dan aliran air yang mengalir dari hutan bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di dekat pinggiran hutan dan yang tinggal lebih jauh dari pinggir hutan. Air segar digunakan untuk minum, memasak, mandi dan pengairan areal pertanian. Sumber air di habitat orangutan sumatera juga bermanfaat untuk pembangkit listrik tenaga air,
termasuk beberapa
pembangkit listrik kecil di Kawasan Ekosistem Leuser dan yang jauh lebih besar, PLTA Sipansihaporas di Kawasan
Hutan Batang Toru. Hutan di dareah pedalaman memainkan peran kunci dalam menjamin pasokan air tawar di hilir, karena daerah non-aluvial pedalaman merupakan daerah yang cenderung memiliki sangat sedikit atau tidak ada sumber air bawah tanah (Peta 23).
Ekonomi di kedua provinsi (Aceh dan Sumatera Utara) sangat bergantung pada pertanian yang memproduksi padi dan jagung. Pada tahun 2008 sektor pertanian menyumbang 26,2% dari produk domestik bruto Aceh dan 22,8% dari Sumatra Utara (BPS 2010b, c). Karena kegiatan pertanian paling banyak terjadi di daerah pantai dan aluvial yang datar, integritas dan keberlanjutan jasa ekosistem hutan pedalaman dan dataran tinggi sangat penting bagi jutaan orang wilayah dataran rendah. Kemampuan hutan menangkap