Rawa gambut juga berfungsi sebagai penyangga untuk mencegah banjir. Daerah rawa penyerap dan menahan air pada saat hujan mencapai puncaknya, dan mengatur air sehingga mengalir secara lebih konsisten ke sungai. Masyarakat lokal di Tripa sudah mengamati bahwa konversi hutan untuk perkebunan kelapa sawit dapat menggangu fungsi gambut tersebut sebagai pengatur air. Mereka dengan konsisten melaporkan
peningkatan frekuensi dan tingkat besarnya
banjir sejak tahun 2000, ketika PT. Gelora Sawit Makmur menyelesaikan pembersihan lahan di konsesinya (8.604 hektar) (PanEco 2008). Pada tahun 2010, daerah-daerah gambut yang dihuni ribuan orang di Tripa terkena banjir, dengan kedalaman banjir antara 1 dan 1,5 m, telah mengakibatkan masyarakat di Tripa dan sekitarnya terisolasi (Serambi 2010b).
Perikanan Perikanan merupakan sumber mata pencaharian penting, baik untuk mendapatkan uang dan untuk konsumsi lokal. Penangkapan ikan terjadi terutama di sungai dan di rawa gambut, tetapi penangkapan ikan juga dilakukan di laut yang juga dipengaruhi oleh aliran sungai dari sistem hutan (van Beukering et al. 2003). Salah satu jenis ikan sungai yang paling dicari adalah ikan Jurung (Tor spp.). Meskipun masih
agak umum ditemui di sungai-sungai besar, nelayan
melaporkan bahwa baik jumlah dan ukuran ikan yang mereka tangkap menurun (Wind 1996). Di rawa gambut Tripa, para nelayan melaporkan bahwa panen ikan umumnya menurun hampir setengah, dibandingkan dengan sekitar 60% pada tingkat sebelumnya, karena konversi lahan besar-besaran yang terjadi di sana sejak perjanjian damai Aceh tahun 2005 (Tata dan van Noordwijk 2010).